Emosi bisa dibedakan 
dalam nilai positif dan  negatif. Diantara keduanya terdapat nilai 
netral. Emosi netral adalah  kategori emosi yang tidak jelas posisinya. 
Kadang bisa sebagai emosi  positif kadang bisa sebagai emosi negatif, 
seperti misalnya terkejut dan  heran. Emosi positif berperan dalam 
memicu munculnya kesejahteraan  emosional (emotional well-being) dan 
memfasilitasi dalam pengaturan  emosi negatif. Jika emosi Anda positif, 
maka Anda akan lebih mudah dalam  mengatur emosi negatif yang tiba-tiba 
datang. Misalnya saat Anda sedang  merasa bahagia, tiba-tiba ada yang 
memaki Anda, maka Anda lebih sulit  untuk tersinggung. Emosi-emosi yang 
bernilai positif diantaranya adalah  sayang, suka, cinta, bahagia, 
gembira, senang, dan lainnya.
Emosi negatif menghasilkan permasalahan yang mengganggu individu maupun masyarakat. Biasanya, orang menekankan pada emosi yang negatif. Anda cenderung untuk lebih memperhatikan emosi-emosi yang bernilai negatif. Misalnya sedih, marah, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak, prasangka, takut, curiga dan sejenisnya. Bukankah emosi-emosi itu mengganggu Anda? Mereka yang mudah tersinggung, gampang marah-marah, dan berprasangka tidak akan disukai masyarakat. Mereka yang mengalaminya pun tidak akan merasakan sejahtera dalam hidupnya.
Emosi positif dan negatif sangat mempengaruhi perasaan sejahtera seseorang. Orang yang memiliki banyak emosi positif dan kurang memiliki emosi negatif biasanya merupakan orang-orang yang berbahagia atau sejahtera dalam hidupnya. Sedangkan mereka yang lebih banyak memiliki emosi negatif hidupnya kurang sejahtera. Selain oleh emosi, perasaan sejahtera juga ditentukan oleh kepuasan hidup. Jika seseorang merasa bahwa hidupnya secara keseluruhan memuaskan, maka ia akan mengalami sejahtera (kehidupan yang berbahagia). Singkatnya, seseorang yang memiliki derajat tinggi akan perasaan sejahtera adalah ia yang puas terhadap hidupnya, banyak mengalami emosi yang positif dan kurang mengalami emosi yang negatif.

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar