Narsistik berasal
dari sebuah mitologi Yunani, Narcissus yang begitu bangga akan
ketampanan dirinya. Suatu hari, ia berjalan-jalan ke dalam hutan dan
bertemu dengan peri bernama Echo. Tertarik dengan ketampanan Narcissus,
Echo menyatakan cinta, namun ditolak. Penolakan ini menyakiti hati Echo,
dan membuat ia menangis. Aphrodite, dewi Cinta, mengetahui hal ini dan berusaha membalas
Narcissus. Kala Narcissus minum di sebuah sungai, Aphrodite meminta
Cupid untuk memanahnya dengan panah cinta. Narcissus pun jatuh cinta
pada bayangannya di sungai. Ia mati dengan memandang bayangannya
sendiri.
Gangguan kepribadian narsistik tidak sama dengan percaya diri atau
memiliki harga diri yang tinggi. Mereka yang menderita narsistik,
memandang tinggi dirinya. Sedangkan orang yang sehat, tidak memandang
diri mereka lebih dari yang dinilai orang lain.
Menurut psikoanalisa, gangguan ini muncul karena orangtua kurang menghargai apa yang dilakukan oleh anak
dan cenderung menceritakan apa yang telah dicapai orangtua. Misal, bila
anak bercerita tentang keberhasilannya mendapat peringkat satu di
sekolah, namun orangtua tidak mengapresiasi dan menceritakan apa yang
terjadi di kantor.
Terdapat berbagai faktor penyebab seseorang cenderung menjadi
narsis. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor keturunan dan
faktor persekitaran. Narsis biasanya timbul akibat daripada pujian dan
penghormatan yang diterima berulang kali daripada individu lain. Sebagai
contoh, seseorang akan berasa dirinya cantik karena acapkali menerima
pujian bahawa dirinya cantik meskipun pada awalnya dia tidak merasa
dirinya sedemikian. Narsis tidak hanya termanifestasi pada perilaku yang
gemar memuji dirinya sendiri, kerap menghadap cermin atau kerap bergaya
persis model, tetapi juga terdapat implikasi lain daripada sikap narsis
itu sendiri.
Menurut Hidayat (2004), narsisme merupakan gangguan
kepribadian dan merupakan gangguan jiwa yang mempunyai prevalensi cukup
tinggi, yaitu 5%-15% dan termasuk yang tidak mudah diobati. Penyebabnya
diduga karena keturunan atau genetik (dijelaskan melalui penelitian
terhadap 15.000 pasangan kembar, satu dan dua telur), temperamental
(terkait dengan genetik atau keturunan, dapat diidentifikasi sejak masa
kanak-kanak), biologik (hormon, neurotransmitter tertentu) dan
psikodinamik (berbagai faktor psikologis).
Mitchell JJ dalam bukunya, The Natural Limitations of Youth, bilang ada lima penyebab kemunculan narsis
pada remaja, yaitu adanya kecenderungan mengharapkan perlakuan khusus,
kurang bisa berempati sama orang lain, sulit memberikan kasih sayang,
belum punya kontrol moral yang kuat, dan kurang rasional. Kedua aspek
terakhir inilah yang paling kuat memicu narsisme yang berefek gawat.
Sedangkan tanda-tanda narsis dari Diagnostics and
Statistics Manual, Fourth Edition-Text Revision (2000) yang harus kita
waspadai untuk tahu apakah kita mengidap narsis atau tidak. Orang narsis
merasa dirinya sangat penting dan ingin sekali dikenal oleh orang lain
karena kelebihannya. Pengidap narsis juga yakin kalau dirinya unik dan
istimewa. Pokoknya tidak ada yang bisa menyamai dirinya. Sisi sering
dianggap teman- temannya suka memuji-muji diri sendiri. Gejala lain,
mereka selalu ingin dipuji dan diperhatikan. Mereka kurang sensitif
terhadap kebutuhan orang lain karena yang ada dalam pikirannya cuma diri
sendiri. Ditambah lagi, adanya rasa percaya orang lain itu berpikiran
sama dengan dirinya. Orang narsis juga sensitif sekali kalau dikritik.
Kritikan kecil bisa berarti sangat besar buat mereka.
Dalam kajian psikologi, secara umum ciri-ciri orang-orang narsistik yaitu antara lain
- Superior. Superior atau paling hebat tetapi tanpa upaya yang sepadan dengan cita-cita atau kepentingannya itu,
- Tak berempati, tidak mampu mengenali atau mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain,
- Iri, sering merasa iri dengan orang lain atau yakin bahwa orang lain iri pada dirinya,
- Fantasi, dipenuhi dengan fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan atau cinta sejati,
- Istimewa, mengganggap diri istimewa dan selalu meminta perlakuan khusus dari orang-orang yang berada disekitanya, meskipun itu merugikan orang lain,
- Sombong dan congkak, karena merasa dirinya yang paling hebat maka tidak jarang memperlihatkan perilaku atau sikap yang congkak dan sombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar