Selasa, 12 November 2013

Resume Kreativitas : Pembelajaran dan Teknik Kreatif

KURIKULUM BERDIFERENSIASI UNTUK SISWA BERBAKAT
 
Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi, yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa. Makna dari kurikulum berdiferensiasi bagi siswa berbakat adalah menumbuhkan rasa keberhasilan, kepuasan dan tantangan, membuat siswa aktif dan tidak merasa bosan di sekolah, dan dengan demikian menghindari underachievement atau putus sekolah.

Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak berbakat memerlukan modifikasi dalam empat bidang, yaitu materi (konten) yang diberikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan dari siswa, dan lingkungan belajar

MODEL BELAJAR MENGAJAR KREATIF

Banyak model belajar mengajar yang dapat digunakan dan bermanfaat bagi siswa pada umumnya dan khususnya bagi siswa berbakat di dalam kelas biasa atau di kelas khusus. Pembelajaran akan berhasil jika kita mengetahui model mana yang penting untuk digunakan.

Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif memungkinkan peningkatan berpikir kreatif melalui sintesis.
Model Struktur Intelek dari Guilford, melalui kategori berpikir divergen, aspek-aspek seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dalam berpikir dapat dilatih.
Model Talenta Berganda dari Taylor terutama di bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.
Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif mengajukan tiga tingkat , mulai dari yang relatif sederhana sampai dengan yang majemuk untuk belajar kreatif.
Model Enrichment Triad dari Renzulli memberikan kesempatan pengalaman pengayaan, dan khususnya menyelidiki masalah merupakan tantangan bagi siswa berbakat, namun semuanya dapat memupuk kreativitas.
Model Williams tentang Perilaku Kognitif-Afektif di Dalam Kelas mengingatkan kita bahwa perilaku kreatif tidak hanya menuntut kemampuan berpikir kreatif, tetapi juga ciri-ciri afektif dari kreativitas.
Model Taksonomi Sasaran Pendidikan Afektif dari Krathwohl menekankan pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khususnya siswa berbakat, yang mendasari perilaku secara konsisten. Hal ini penting untuk membantu mewujudkan kreativitas yang konstruktif dan tidak yang destruktif.
Model Pendidikan Integratif dari Clark mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas, yang memerkukan perpaduan antara fungsi berpikir, perasaan, pengindraan, dan firasat (intuisi)

TEKNIK DAN PEMECAHAN MASALAH SECARA KREATIF

Terdapat 3 tingkat model belajar dan teknik kreatif menurut Treffinger, yaitu :
  • Teknik Tingkat I, untuk merangsang berpikir divergen, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan keterbukaan terhadap gagasan baru serta kepekaan terhadap masalah
  • Teknik Tingkat II, melatih proses-proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang dituntut pada teknik synectics, yaitu melatih untuk berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah, diperkenalkan dalam penggunaan analogi fantasi, analogi langsung, dan analogi pribadi. Serta teknik futuristics, yaitu membantu mengantisipasi dan menciptakan masa depan.
  • Teknik Tingkat III, menghadapkan siswa pada tantangan dan masalah nyata.

Senin, 11 November 2013

Karya Kreatif Pribadi


Berikut ini saya akan membahas mengenai sebuah mahakarya kreatif saya. Dalam menghasilkan sebuah karya kreatif pastilah tidak terlepas dari pembentukan pribadi kreatif, press atau dorongan, serta proses kreatif itu sendiri.

Dalam pembuatan karya kreatif ini, dari segi 'person' saya lebih mengarah pada Teori Humanistik yang memandang kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis pada tingkat tertinggi. Saya membuat karya ini karena kesenangan hati saya tanpa adanya paksaan dari manapun. Dengan kata lain, saya ingin mengekspresikan ide dan potensi serta kemampuan yang saya miliki.Kemudian, untuk segi 'press', motivasi saya untuk membuat karya seni ini adalah motivasi intrinsik. Saya membuat karya ini berawal dari keisengan saya, dalam arti keinginan saya sendiri untuk membuatnya. Di sisi lain, saya mungkin lebih mengacu pada teori belahan Otak Kanan dan Otak Kiri yang dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa otak kanan lebih berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif. Kemudian adapun proses kreatif hingga produk yang saya hasilkan akan saya bahas di bawah ini.

KARYA KREATIF "Gantungan Nama"


Alat :
= Gunting
= Jarum jahit
= Pola flanel


Bahan :
= Kain flanel warna warni
= Benang sulam atau benang jahit
= Kapas untuk isi
= Pernak-pernih lain ; peniti bros, pita warna-warni, kancing, gantungan kunci. peniti pin. jepit rambut



Langkah-langkah membuat kerajinan flanel :
= Buat pola flanel sesuai kehendak hati
= Buat juga pola flanel berbentuk huruf


= Lekatkan pola flanel ke kain flanel dengan menggunakan jarum pentul
= Kemudian gunting kain flanel sesuai dengan pola flanel
= Setelah selesai, lepaskan jarum pentul


= Lekatkan flanel huruf ke flanel berbentuk dengan menggunakan jarum pentul
= Kemudian jahit dengan menggunakan benang jahit

= Ambil flanel berbentuk pola yang sama dan lekatkan di belakangnya
= Kemudian, jahit kedua flanel berbentuk pola tersebut sehingga menyatu
= Sisakan sedikit celah untuk memasukkan kapas dan tali
= Setelah itu jahit keseluruhan flanel sehingga menjadi satu


= Begitu seterusnya dengan untuk membentuk huruf-huruf yang lain
= Terakhir, jangan lupa menghubungkan pelekat di masing masing ujung tali