Program pendidikan bagi anak-anak
yang masih berusia dini merupakan upaya untuk melakukan pembinaan yang
ditunjukkan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Program
pendidikan anak pra sekolah dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak agar memiliki kesiapan untuk
memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak pra sekolah dapat
diselenggarakan melalui berbagai jalur baik jalur formal, nonformal, maupun
informal.
Sebagaimana dipahami bahwa
pendidikan anak pra sekolah merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar sekaligus merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang focus pada peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan fisik,
yakni koordinasi motorik dan kecerdasan yang meliputi daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kondisi sosio emosional serta bahasa
dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.
Program pendidikan pra sekolah
melalui jalur formal diselenggarakan melalui pendidikan taman kanak-kanak dengan
anak yang berusia 4-6 tahun. Sedangkan jalur non formal formal diberikan pada
anak dengan usia 2-4 tahun dan dilaksanakan melalui pendidikan usia dini dengan
bentuk playgroup atau kelompok bermain, tempat penitipan anak, atau taman
posyandu.
Materi pendidikan yang ditawarkan
pada program pendidikan anak pra sekolah dirancang melalui permainan-permainan
sehingga menarik perhatian anak-anak usia dini. Intinya anak-anak usia dini diharapkan
belajar melalui kegiatan bermain atau bermain sambil belajar. Melalui permainan,
anak-anak diharapkan dapat lebih mudah memahami dan mengerti serta mengigat
segala hal yang dialami kegiatan mengikuti program pendidikan pra sekolah ini.
Untuk pendidikan anak usia antara
4-6 tahun, bentuk pembelajaran yang diberikan juga lebih kearah bermain untuk
belajar. Artinya anak-anak tidak diberikan pelajaran dalam bentuk baku seperti
layaknya usia dewasa tetapi materi pembelajaran dimasukkan dalam koridor
bermain atau saat mereka bermain.
Mengapa pendidikan anak usia dini
begitu penting untuk diperhatikan ? Usia pra sekolah (0-6 tahun) merupakan masa
penting untuk perkembangan intelektual seseorang. Kondisi yang optimal pada
saat anak berusia dini sangat menentukan tingkat keberhasilam pendidikannya di
usia yang lebih lanjut. Perkembangan yang baik ditentukan oleh beberapa aspek
diantaranya adalah adanya dukungan kesehatan, gizi dan stimulasi psikososial
yang cukup pada saat pertumbuhan dan perkembangan di usia dini ini.
Kita tentu menyadari bahwa selain
institusi sekolah, pada tahun-tahun belakangan ini, ada satu lembaga pendidikan
yang dari segi jumlah maupun keanekaragaman bentuk terus menerus berkembang
pesat : Pendidikan Anak Usia Dini atau yang lebih kita kenal dengan sebutan
PAUD. Mulai dari PAUD yang cakupannya sederhana di desa-desa, PAUD modern yang
menawarkan berbagai fasilitas terkini, PAUD inklusi yang mengedepankan
interaksi anak berkebutuhan khusus dengan anak pada umumnya, hingga PAUD
internasional yang mencoba menerapkan metode pendidikan yang telah sukses di
luar negeri. Faktanya, PAUD ini juga telah menyerap tenaga pendidik hingga
mencapai angka 360.000 di Indonesia. Tentunya dengan jumlah PAUD dan cakupan wilayah
yang dikelolanya, pengembangan PAUD menjadi satu hal yang harus diperhatikan.
Pemerintah sedang bekerja keras
membenahi institusi PAUD mengingat begitu banyak PAUD, dari segi jumlah dan
latar belakang pendirian PAUD tersebut. Hal ini dapat kita maklumi karena kini
hampir tiap lembaga sosial kemasyarakatan mulai berkeinginan mendirikan PAUD, misalnya
ormas sosial, keagamaan, hingga ke komunitas ibu-ibu PKK
Dalam pengembangan PAUD, salah
satu hal penting yang diperoleh adalah dibutuhkannya peran dari berbagai pihak,
khususnya penerapan bidang ilmu psikologi, untuk menjadikan PAUD sebagai
institusi nasional yang menjamin kualitas perkembangan anak sebagai masa depan
bangsa ini.
Menurut saya, adapun kendala
dalam menyelenggarakan pendidikan anak pra sekolah ini adalah masyarakat belum
mampu memanfaatkan fasilitas pendidikan secara optimal karena faktor ekonomi
yakni keterbatasan pendapatan. Padahal sudah banyak PAUD-PAUD yang dibentuk di
daerah-daerah karena animo masyarakat terhadap sekolah taman kanak-kanak dan
taman bermain (playgroup) yang relative tinggi. Tapi pendidikan anak pra
sekolah ini tidak “mutlak” bisa
dinikmati anak-anak karena adanya faktor keterbatasan kondisi ekonomi.
Dari segi materi pendidikan yang
ditawarkan, PAUD-PAUD sekarang ini “memaksa” anak-anak untuk belajar daripada
bermain. Seperti membaca, berhitung, bahkan untuk bisa mahir berbahasa asing.
Padahal, usia anak-anak ini adalah usia bermain. Ada baiknya menyeimbangkan
antara belajar dan bermain, dan tidak memaksakan anak-anak tersebut dalam
melakukan sesuatu.