Pandangan masyarakat terhadap anak berkebutuhan
khusus adalah anak-anak yang berbeda dalam banyak hal dibandingkan dengan
anak-anak normal pada umumnya. Artinya ada perbedaan yang sangat mencolok,
sehingga menimbulkan kekhawatiran / keraguan akan kemampuan anak-anak tersebut
jika belajar secara bersama-sama dengan anak normal pada umumnya. Oleh karena
itu mereka harus mendapat layanan pendidikan secara khusus. Maka timbulah
pandangan bahwa konsep Pendidikan Luar Biasa identik dengan Sekolah Luar Biasa.
Program SLB A
- SLB Bagian A, yaitu
lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk
peserta didik yag menyandang kelainan pada penglihatan (Tunanetra).
- Orientasi dan mobilitas
untuk peserta didik Tunanetra
Tujuan
:
- Untuk membimbing anak
pada kehidupan yang mandiri.
- Membimbing anak untuk
mendapat pengakuan dan tempat yang layak di masyarakat.
Program
pendidikan :
- Program pendidikan
umum, seperti pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Kerajian Tangan dan Kesenian.
- Pembelajaran
menggunakan Huruf Braille.
- Orientasi dan
Mobilitasi (OM), merupakan kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan indera yang masih ada atau masih berfungsi dengan cepat, tepat,
aman, seperti :
- Jalan
dengan pendamping / ada yang mengawasi.
- Jalan
mandiri
- Latihan
bantu diri. Alat bantu yang digunakan dalam orientasi dan mobilitas adalah
tongkat putih atau tongkat elektronik, kacamata elektronik, dll
- Belajar Matematika,
dengan alat bantu berhitung seperti lidi atau kalkulator. Dapat juga
menggunakan beberapa alat bantu menghitung seperti cubaritmen, taylor frame, dan
abacus.
- Program pendidikan
jasmani untuk memantapkan latihan orientasi dan mobilitas, dengan menggunakan
petunjuk bunyi-bunyian, bau-bauan, arah angin, dan matahari. Misalnya :
- Lompat
tali, anak dikenalkan dengan tali, letak tali. Anak berada di belakang guru. Anak
meletakkan tangannya di bahu / pinggang guru dan belajar bersama.
- Kayang,
guru membimbing anak saat melakukan latihan mulai sikap berdiri, sikap tangan,
gerak tubuh, hingga anak dapat melakukan kayang.
- Bowling,
Softball, Sepakbola, Basket, Renang, Sepatu roda, Senam, dan Tenis meja.
Alat
khusus yang dapat digunakan antara lain :
- reglet
dan pena
- mesin
tik Braille
- computer
dengan program Braille
- printer
Braille
- kertas
braille
- penggaris
Braille
- abacus
- calculator
bicara
- kompas
bicara
Alat
bantu perabaan dan pendengaran, seperti :
- menggunakan
buku-buku dengan huruf Braille
- menggunakan
talking books (buku bicara), kaset (suara binatang), CD, kamus bicara.
Alat
peraga yang dapat digunakan :
- benda
/ model tiruan, model kerangka manusia, model alat pernafasan, dll
- gambar
timbul sesuai dengan bentuk asli, grafik, diagram dll
- gambar
timbul skematik, rangkaian listrik, denah, dll
- peta
timbul, seperti provinsi, pulau, negara, daratan, benua, dll.
- globe
timbul
- papan
baca
- papan
paku
Program SLB B
- SLB Bagian B, yaitu lembaga
pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk peserta
didik yang menyandang kelainan pada pendengaran (Tunarungu).
- Bina komunikasi,
persepsi bunyi dan irama untuk peserta didik Tunarungu
Tujuan
:
- Membentuk optimisme
anak untuk keluar dari masalah komunikasi
- Membentuk anak untuk
bersosialisasi dan berintegrasi dengan anak sebaya di sekolah maupun di dalam
lingkungan rumah
Program
pendidikan :
- Memberikan layanan
deteksi dini, diagnosa, konsultasi, fasilitator dan penyediaan alat bantu
dengar ( hearing aid ) dan Implant Coachlea, perawatan dan servisnya.
- Memberikan treatment
Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI), Auditory Verbal dan Bina Wicara secara
kontinyu dan konsisten
- Program habilitasi
melalui perbaikan cara komunikasi anak dengan menggunakan pendengaran sebagai
titik tolak dalam berinteraksi dengan lingkungan luar anak.
- Pendekatan komunikasi
menggunakan komunikasi secara oral-aural (bukan isyarat) dan metode pemerolehan
bahasa, yaitu Metode Maternal Reflektif. Hal ini memungkinkan anak mampu
berbahasa dan berkomunikasi sebagai dasar untuk menguasai kompetensi yang lain.
Keterbatasan
dalam komunikasi oral atau lisan berakibat pada lemahnya daya tangkap dan
kemampuan berbahasa seseorang. Jika seorang anak lemah daya tangkapnya, ia akan
merasa minder atau terganggu secara emosional serta hubungan sosialnya. Metode
oral-aural ini bersifat aural, yakni menimbulkan daya tangkap anak terhadap
bahasa yang didengarnya dari ucapan orang lain dan memahami maksudnya. Sementara
itu, bersifat oral berarti agar anak dapat menggunakan bahasa secara lisan
dalam pergaulan.
Cara
manual dilakukan dengan memainkan bunyi-bunyian di belakang seorang anak.
Setelah kemampuan pendengaran diketahui, anak diajarkan cara berkomunikasi
oral, yaitu dengan menirukan bentuk mulut, merasakan getaran suara di bagian
dada, serta ekspresi atau raut muka lawan bicara. Setelah itu, anak berlatih
melafalkan kata-kata, dan kemudian akan diajari pula penggunaan bahasa isyarat
dengan tangan.
Program pengembangan
keterampilan & budi pekerti :
- Tata
boga, tata busana
- Membatik
- Komputer
- Melukis
- Kegiatan
kepramukaan
- Outbond
- Widyawisata
Program SLB C
- SLB Bagian C, yaitu
lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk
peserta didik tunagrahita ringan dan SLB Bagian C1, yaitu lembaga pendidikan
yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk peserta didik
tunagrahita sedang.
- Bina Diri untuk peserta
didik Tunagrahita Ringan dan Sedang
Tujuan
:
- Membangun ortopedagogik
pada anak tunagrahita.
- Agar mampu
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat.
- Dapat mengembangkan
potensi dengan sebaik-baiknya.
- Dapat menolong diri,
berdiri sendiri dan berguna bagi masyarakat.
Program
pendidikan :
- Program mata pelajaran
dasar umum, terdiri dari :
- Pendidikan
Agama
- Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
- Bahasa
Indonesia
- Bahasa
Inggris
- Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA )
- Ilmu
Pengetahuan Sosial ( IPS )
- Matematika
- Program pengembangan
keterampilan, terdiri dari :
- Tata
Boga
- Tata
Graha
- Mengetik
/ Komputer
- Prakarya
- Refleksi
- Holtikultura
- Menjahit
- Sablon
Ekstrakurikuler,
terdiri dari :
- Seni
Tari - Olahraga
- Berenang - Pramuka
- Pianika - Angklung
- Badminton
Program SLB D
- SLB Bagian D, yaitu lembaga pendidikan
yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk peserta didik
tunadaksa tanpa adanya gangguan kecerdasan dan SLB D1, yaitu lembaga pendidikan
yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk peserta didik
tunadaksa yang disertai dengan gangguan kecerdasan.
- Bina Gerak untuk
peserta didik Tunadaksa Ringan
Tujuan :
- Mengembangkan potensi
anak seoptimal mungkin.
- Agar anak dapat
mandiri, minimal dapat mengurus dirinya sendiri, menjadi lebih baik atau dapat
meningkat kualitas hidupnya.
- Anak dapat mengatasi
permasalahan yang timbul sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari
kecacatannya.
Program pendidikan :
- Kegiatan identifikasi
dan asesmen kemampuan dan ketidakmampuan anak dalam segi fisik, mental, sosial,
akademik, dan keterampilannya.
Assesmen dilakukan
oleh team yang terdiri dari :
- Team
Medis : dokter ahli anak, dokter ahli rehabilitasi, Fisioterapist.
- Team
Pendidikan : Orthopedagog, Psikolog, Kepala Sekolah dan para guru.
- Team
Sosial : Sosial Worker.
- Team
Keterampilan : para Instruktur dan guru-guru keterampilan.
- Melaksanakan
rehabilitasi kepada siswa tunadaksa, yaitu rehabilitasi medis, pendidikan,
sosial, dan keterampilan.
- Pengembangan
intelektual dan akademik, membantu perkembangan fisik, meningkatkan
perkembangan emosi dan penerimaan diri anak, mematangkan aspek sosial,
mematangkan moral dan spiritual, meningkatkan ekspresi diri, dan mempersiapkan
masa depan anak.
- Pembelajaran
dilaksanakan di Ruang Belajar Kita ( RBK ) sebanyak mata pelajaran yang ada,
karena di RBK terdapat banyak sumber dan alat-alat yang dapat membantu
pemahaman anak dalam belajar. Dengan berpindah tempat belajar antar RBK, anak
sekaligus latihan gerak mobilitas, juga anak-anak tidak cepat bosan dengan
banyak variasi ruangan serta lingkungannya.
- Program khusus berupa
bina gerak, bina diri dan bina wicara serta program pilihan seperti tata boga, olahraga,
perkebunan, tanaman hias, dan pertukangan.
Program SLB E
- SLB Bagian E, yaitu
lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk
peserta didik tunalaras.
- Bina pribadi dan sosial
untuk peserta didik tunalaras.
Tujuan
:
- Membentuk anak
berkebutuhan khusus yang berprestasi, terampil, mandiri, berbudi pekerti luhur
dan memasyarakat.
- Agar anak dapat hidup
bersosialisasi dan diterima oleh masyarakat.
- Agar anak memiliki
ketrampilan dasar sesuai bakat dan minatnya.
- Menumbuh-kembangkan
pengamalan agama dan budaya luhur anak.
- Meningkatkan citra
harkat dan martabat anak berkebutuhan khusus sehingga tidak mendapatkan
perlakuan diskriminatif dari pihak manapun.
Program
pendidikan :
- Program pendidikan umum, seperti
pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pendidikan Agama, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajian Tangan dan
Kesenian.
- Pembelajaran dengan
pendekatan aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan, serta pendekatan CTL (Contextual Teacher Learning) secara
efektik terus-menerus dan
berkesinambungan.
- Penyelenggaraan
bimbingan dan penyuluhan
- Terapi perilaku sosial
- Terapi kelompok (peer
teaching)
- Mengenalkan anak pada
kehidupan sosial yang baik, seperti melalui game kelompok dan sebagainya, untuk
meningkatkan kebersamaan dan kehidupan social anak.
- Memberikan pengajaran
dengan metode diskusi dan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri anak.
- Kegiatan outbond, agar
anak berlatih bekerja sama dalam satu tim untuk mencapai tujuan, saling
membantu, melatih menjaga konsentrasi dengan pasangan.
Program SLB G
- SLB Bagian G, yaitu lembaga pendidikan
yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk peserta didik
tunaganda.
- Bina diri dan bina gerak
untuk peserta didik Tunadaksa Sedang dan Tunaganda.
Tujuan
:
- untuk meningkatkan kemandirian anak
Program
pendidikan :
- Program pendidikan
mengakses empat bidang utama, yaitu bidang domestik, rekreasional, kemasyarakatan,
dan vokasional.
- Pengajaran mencakup di
antaranya : ekspresi pilihan, komunikasi, pengembangan keterampilan fungsional,
dan latihan keterampilan sosial sesuai dengan usia anak.
- Ada kerja sama antara
terapis bicara dan bahasa, terapi fisik dan okupasional dengan guru-guru serta
orangtua dalam menyadari akan kondisi obyektif anak-anak tunaganda.
- Memberikan layanan yang
terbaik dalam proses pembelajaran yang didukung dengan penataan kelas yang
sesuai serta alat bantu dalam meningkatan keterampilan fungsional anak untuk
dapat menjamin kemandirian.
- Pengembangkan
keterampilan sosial dan persahabatan untuk meningkatkan integrasi dengan anak
seusia serta dapat mendorong adanya perubahan sikap yang lebih positif melalui
berpartisipasi dalam kegiatan yg sama dengan anak-anak normal.
Oleh :
Eka
Sartika - 121301007
Riza
Indri Sri Metami Barus - 121301011
Triana
Hamidah - 121301017
Nanda
Rizkita - 121301025
Muthia
Audina - 121301029
Nuraini
- 121301067